Apa Efek Buruk Makan Sambil Menonton TV ?
makan sambil menonton tv |
Ada alasan mengapa dibuat ruang dan meja makan, yaitu agar Anda dan keluarga memiliki waktu khusus untuk makan tanpa terganggu oleh kegiatan lain. Makan sambil melakukan kegiatan lain, termasuk menonton televisi, diyakini dapat membuat fokus Anda terpecah dan secara tak sadar akan membuat Anda lebih gemuk.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Brian Wansink dari Cornell University, AS, dan Dr Ellen van Kleef dari Wageningen University, Belanda, menemukan bahwa mematikan televisi dan berbagi makanan di meja makan bersama keluarga merupakan cara sehat untuk makan. Keduanya setuju bahwa alasannya adalah karena lingkungan sangat mempengaruhi pola makan.
Studi ini dilakukan dengan meneliti hubungan antara rutinitas makan malam dan indeks massa tubuh (IMT) dari 190 orang tua dan 148 anak. IMT sendiri merupakan ukuran lemak tubuh yang membandingkan berat badan terhadap tinggi badan.
Orang tua yang berpartisipasi dalam study ini diminta untuk mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan dalam pada keluarganya. Mereka diberi pertanyaan mengenai berapa hari mereka melakukan perbincangan mengenai aktivitas masing-masing anggota keluarga selama waktu makan. Setelah mengisi kuesioner, berat dan tinggi badan para orang tua dan anak-anaknya diukur.
Hasilnya, ditemukan bahwa ritual makan malam keluarga berkaitan dengan IMT orang tua dan anak. Mereka yang memiliki IMT tinggi memiliki kebiasaan makan sambil menonton TV. Sementara mereka yang terbiasa makan di meja makan atau ruang makan memiliki IMT yang lebih rendah.
Ditemukan pula bahwa anak perempuan yang sering membantu orang tuanya menyiapkan makan malam juga memiliki IMT yang lebih tinggi dan hasil ini tidak terlalu signifikan pada anak laki-laki.
Study ini menegaskan bahwa 'pengalihan' perhatian saat makan akan mempengaruhi pola makan dari masing-masing anggota keluarga itu sendiri. Jika Anda ingin memperkuat hubungan keluarga dan menjaga kesehatan, pertimbangkan untuk membuat waktu makan malam menjadi lebih terfokus dan interaktif. Dimulai dengan mematikan TV dan saling menceritakan aktivitas masing-masing.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Brian Wansink dari Cornell University, AS, dan Dr Ellen van Kleef dari Wageningen University, Belanda, menemukan bahwa mematikan televisi dan berbagi makanan di meja makan bersama keluarga merupakan cara sehat untuk makan. Keduanya setuju bahwa alasannya adalah karena lingkungan sangat mempengaruhi pola makan.
Studi ini dilakukan dengan meneliti hubungan antara rutinitas makan malam dan indeks massa tubuh (IMT) dari 190 orang tua dan 148 anak. IMT sendiri merupakan ukuran lemak tubuh yang membandingkan berat badan terhadap tinggi badan.
Orang tua yang berpartisipasi dalam study ini diminta untuk mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan dalam pada keluarganya. Mereka diberi pertanyaan mengenai berapa hari mereka melakukan perbincangan mengenai aktivitas masing-masing anggota keluarga selama waktu makan. Setelah mengisi kuesioner, berat dan tinggi badan para orang tua dan anak-anaknya diukur.
Hasilnya, ditemukan bahwa ritual makan malam keluarga berkaitan dengan IMT orang tua dan anak. Mereka yang memiliki IMT tinggi memiliki kebiasaan makan sambil menonton TV. Sementara mereka yang terbiasa makan di meja makan atau ruang makan memiliki IMT yang lebih rendah.
Ditemukan pula bahwa anak perempuan yang sering membantu orang tuanya menyiapkan makan malam juga memiliki IMT yang lebih tinggi dan hasil ini tidak terlalu signifikan pada anak laki-laki.
Study ini menegaskan bahwa 'pengalihan' perhatian saat makan akan mempengaruhi pola makan dari masing-masing anggota keluarga itu sendiri. Jika Anda ingin memperkuat hubungan keluarga dan menjaga kesehatan, pertimbangkan untuk membuat waktu makan malam menjadi lebih terfokus dan interaktif. Dimulai dengan mematikan TV dan saling menceritakan aktivitas masing-masing.
Sekiranya penjelasan diatas bisa bermanfaat buat sobat semua...terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar